WHO: Cara Virus Menyebar di Pesawat

0
89

Dalam laporan World Health Organization (WHO), banyak penelitian menunjukkan bahwa sangat sedikit risiko penyakit menular yang ditularkan di pesawat.

Ini karena, kualitas udara kabin pesawat dikendalikan dengan sangat cermat. Level ventilasi memberikan perubahan total udara 20-30 kali per jam.

Sebagian besar pesawat modern memiliki sistem resirkulasi, yang mendaur ulang hingga 50% udara kabin.

Udara resirkulasi biasanya melewati filter HEPA (efisiensi udara partikulat tinggi), dari jenis yang digunakan di ruang operasi rumah sakit dan unit perawatan intensif, yang menjebak partikel debu, bakteri, jamur dan virus.

Penularan infeksi dapat terjadi antara penumpang yang duduk di area yang sama dengan pesawat terbang.

Cara Virus Menyebar

Biasanya sebagai akibat dari individu yang terinfeksi batuk atau bersin atau dengan sentuhan (kontak langsung atau kontak dengan bagian yang sama dari kabin pesawat dan perabotan yang penumpang lain sentuh).

Ini tidak berbeda dengan situasi lain di mana orang dekat satu sama lain, seperti di kereta atau bus atau di teater.

Kondisi yang sangat menular, seperti influenza, lebih mungkin menyebar ke penumpang lain dalam situasi di mana sistem ventilasi pesawat tidak beroperasi.

Unit daya tambahan biasanya digunakan untuk memberikan ventilasi ketika pesawat berada di darat, sebelum mesin utama dinyalakan, tetapi kadang-kadang ini tidak dioperasikan karena alasan lingkungan (kebisingan) atau teknis.

Dalam kasus seperti itu, ketika dikaitkan dengan penundaan yang berkepanjangan, penumpang mungkin akan disuruh untuk turun sementara.

Penularan tuberkulosis (TB) di dalam pesawat komersial selama penerbangan jarak jauh dilaporkan selama tahun 1980-an.

Namun, tetapi tidak ada kasus penyakit TB aktif akibat paparan di pesawat yang telah diidentifikasi selanjutnya.

Peningkatan perjalanan udara dan munculnya TB yang resistan atau kebal terhadap obat memerlukan kewaspadaan yang berkelanjutan untuk menghindari penyebaran infeksi selama perjalanan udara.

Informasi lebih lanjut tentang TB dan perjalanan udara dapat ditemukan dalam edisi 2008 publikasi WHO Tuberkulosis dan perjalanan udara pada pedoman untuk pencegahan dan pengendalian.

Wabah SARS 2003

Selama wabah sindrom pernafasan akut yang parah (SARS) pada tahun 2003, risiko penularan penyakit di pesawat ditemukan sangat rendah.

Untuk meminimalkan risiko penularan infeksi, traveler yang sakit, terutama jika mereka demam, harus menunda perjalanan mereka sampai mereka pulih.

Orang dengan penyakit menular aktif yang diketahui tidak boleh bepergian melalui udara. Maskapai dapat menolak penumpang untuk naik ke pesawat yang terlihat terinfeksi penyakit menular.

Dari informasi yang diberikan WHO ini, kita tetap harus menjaga kesehatan selagi bepergian ya.

Dan ingat untuk selalu mengikuti peraturan pemerintah ketika terpaksa harus melakukan perjalanan.

BACA:

(*)

Recomendation
apply kartu kredit via pointsgeek