Strategi Bank Negara Indonesia ‘BNI’ yang fokus dalam mengembangkan green banking dan transaction banking dinilai akan berdampak positif bagi bisnis perusahaan.
Emiten berkode saham BBNI sigap dalam menangkap peluang pasar sehingga mampu mendorong kelanjutan apresiasi investor pasar modal.
Analisis pasar modal juga menilai kinerja positif yang dibukukan sepanjang semester I/2022 akan membuat pergerakan saham BBNI semakin menghijau.
Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus mengatakan pembiayaan hijau.
Dan hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi berkelanjutan tengah menjadi perhatian beberapa bank-bank besar di seluruh dunia.
Terlebih emiten perbankan ini berhasil menangkap perubahan yang sedang terjadi di dunia dan berusaha menjadi leading company di green financial services.
“Siapa yang mampu mencium perubahan pasar, akan menjadi pemimpin di sana.”
“BBNI tentu melihat ini sebagai sebuah kesempatan baru yang mereka bisa kembangkan,” kata Maximilianus.
Dia juga memperkirakan kinerja positif yang dibukukan BNI dan bank-bank lainnya akan berdampak positif pada pergerakan saham.
Laba yang dibukukan oleh BNI merupakan sentimen yang positif, dimana sentimen positif cenderung mempengaruhi harga saham.
Diketahui, pada semester I/2022, BNI membukukan laba bersih mencapai Rp8,8 triliun ataun tumbuh 75,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Net interest margin (NIM) BNI berada pada kisaran 4,7%, dan ditopang dari tingginya pencapaian non-interest income yang pada semester I/2022 mencapai Rp7,6 triliun atau naik 11,0% year on year/yoy.
Sementara itu, Associate Director Chief of Research PT Fokus Finansial Janson Nasrial menilai strategi BNI dalam mendorong green banking dan transaction banking.
Ini merupakan salah satu strategi BBNI dalam diversifikasi sumber pembiayaan khususnya segmen korporasi, mengingat di sektor tersebut BNI berkompetisi dengan 4 bank besar lain.
“BBNI mempunyai Price to Book Value (PBV) yang paling rendah di antara 4 besar bank lain.”
“Maka apabila turnaround-nya terbukti bagus, potential returnnya bisa bagus,” kata Janson.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan harga saham BBNI ditutup pada harga Rp7.850 pada 30 Juni 2022 atau meningkat 69,5% dibanding setahun sebelumnya.
Dengan kapitalisasi pasar Rp146,4 triliun, BBNI tetap menjadi pilihan utama investor.
Pertama, Perseroan termasuk entitas bisnis keuangan yang terdepan dalam melaksanakan transformasi digital untuk mempersiapkan pondasi bisnis di masa depan.
BNI juga melakukan transformasi korporasi secara menyeluruh menjadi bank yang berfokus pada profitabilitas.
Kemudian, BNI memiliki valuasi yang atraktif, karena belum mencerminkan kondisi fundamental sebenarnya.
Dari sisi transformasi, perseroan terus memperkuat aspek penguatan permodalan, digitalisasi, serta perbaikan kualitas aset.
“Dalam jangka panjang, upaya transformasi ini diarahkan untuk membawa BNI menjadi bank dengan profitabilitas yang tinggi di industri.”
“BNI juga tetap layak terus menjadi koleksi investasi karena dari sisi valuasi, rasio Price to Book Value (PBV) BNI masih di kisaran 1,2x, belum mencerminkan kondisi fundamental yang sebenarnya,” katanya.
Selain di Jakarta, Cathay Pacific juga mengadakan Travel Fair di dua kota lainnya, yaitu Bandung…
Cathay Pacific Travel Fair akan diadakan pada 18-21 Agustus 2022 dengan berbagai promo untuk kamu…
Boeing akan mewakili sektor penerbangan dalam aliansi global, yang dibentuk bersama oleh Pemerintah AS dan…
Eri Carl Oza ngajarin jadi Gen Z ke Bio One? Wah, seperti apa yaa ajaran…
Airasia Super App memberikan rekomendasi hotel terbaik untuk wisata atau healing di Bali. Di tengah…
Emirates investasi lebih dari US$ 2 miliar untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dalam penerbangannya. Termasuk program…