Daya Tarik Wisata Jejak Peradaban Borobudur Jawa Tengah

0
0

Menparekraf Sandiaga Uno mengikuti rangkaian kegiatan Trail of Civillization, dengan tema Ancient Kingdom: Borobudur Series, di Magelang, Jawa Tengah.

Kegiatan ini bertujuan untuk menghadirkan pola-pola perjalanan di sekitar kawasan Candi Borobudur, Jawa Tengah yang disusun berdasarkan relief yang terdapat di dinding candi.

Di mana, relief-relief ini menggambarkan peradaban kehidupan masyarakat sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha di Tanah Jawa.

Sehingga, dapat meningkatkan kualitas pengalaman berwisata bagi wisatawan dengan mengedepankan unsur edukasi, entertainment, dan diperkuat dengan storytelling pada setiap aktivitasnya.

Berbagai aktivitas menarik pun dilakukan, seperti membajak sawah, belajar bermain gamelan, menaiki delman, menggunakan transportasi VW Safari.

Selain itu, belajar membuat gerabah, melakukan yoga, menambah wawasan tentang astronomi walking with star, serta merasakan pengalaman menginap di penginapan yang dikelola oleh balkondes.

“Trail of Civilization atau jejak peradaban ini, kami yakini menjadi daya tarik yang luar biasa atas suatu pendekatan pariwisata yang lebih berkualitas dan memiliki dampak keberlanjutan dan kelestarian lingkungan,” ujar Menparekraf Sandiaga.

Menparekraf mengatakan, potensi kunjungan wisatawan ke Magelang dan daerah sekitarnya mencapai antara 8 hingga 12 juta orang.

“Berarti kita harus siapkan Borobudur era baru ini yang lebih berkelanjutan, sehingga kunjungan dari wisatawan di sini bisa menghadirkan peluang usaha dan terbukanya lapangan kerja.”

“Karena selama ini sektor pariwisata dikhawatirkan akan redup di tengah pandemi, justru mampu bersinar.”

“kita bukan bagian dari masalah tapi justru bagian dari solusi bangsa ini untuk bangkit dan pulih. Tentunya dalam bingkai protokol kesehatan yang ketat dan disiplin,” jelas Sandi.

Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Odo Manuhutu, mengusulkan ke depan.

Ia mengusulkan Trail of Civilization ini agar diterapkan di destinasi super prioritas lainnya, seperti Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.

“Ini merupakan contoh yang baik. Mungkin travel patternnya dari Kemenparekraf yang menentukan, kemudian nanti kita bisa kembangkan storynomic, karena menurut saya yang mahal justru cerita yang ingin diangkat,” kata Odo Manuhutu.

Untuk, penguatan storynomic sendiri, menurutnya harus ada pelatihan-pelatihan bagi pemandu wisata dan kusir delman, sehingga kualitas dan pendapatannya akan jauh lebih tinggi.

Dengan ini diharapkan bisa menciptakan multiplier effect yang baik ke depan bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

BACA:

Recomendation
apply kartu kredit via pointsgeek