Qatar Airways Rugi 28 Triliun di Tahun 2019-20

0
19

Pada tahun ini, Qatar Airways telah memberikan laporan keuangan tahun 2019-20 yang merupakan tahun tersulit dalam sejarah maskapai.

Krisis pandemi COVID-19 telah mengakibatkan Qatar Airways Group melaporkan kerugian bersih sebesar QAR 7 miliar atau sekitar Rp28 triliun.

“Jika bukan karena keadaan luar biasa pada tahun fiskal 2020, hasil kami akan lebih baik daripada tahun sebelumnya,” kata Kepala Eksekutif Grup Qatar Airways, Akbar Al Baker.

Pada saat pandemi, jaringan Qatar Airways tidak pernah turun di bawah 30 tujuan dengan layanan berkelanjutan ke lima benua.

Sejak saat itu, maskapai ini telah membangun kembali jaringannya menjadi lebih dari 650 penerbangan mingguan ke lebih dari 90 tujuan di enam benua.

Menurut data IATA terbaru, Qatar Airways telah menjadi maskapai penerbangan internasional terbesar antara April hingga Juli 2020.

Hal ini memungkinkan maskapai mengangkut penumpang dengan aman dan andal serta memposisikan maskapai untuk membangun kembali jaringannya secara efektif.

Karena dampak COVID-19 pada permintaan perjalanan, maskapai telah mengambil keputusan untuk menghentikan armada Airbus A380-nya.

Hal ini karena, tidak dapat dibenarkan secara komersial atau lingkungan untuk mengoperasikan pesawat sebesar itu di pasar saat ini.

Saat ini, Qatar Airways menggunakan armada 49 Airbus A350 dan 30 Boeing 787 maskapai ini adalah pilihan ideal untuk rute jarak jauh yang paling strategis dan penting ke Afrika, Amerika, Eropa, dan kawasan Asia-Pasifik.

“Saya sangat yakin bahwa Qatar Airways Group akan muncul lebih kuat dari periode sulit ini dan terus berinovasi serta menetapkan standar yang hanya dapat ditiru oleh pesaing kami,” kata Akbar Al Baker.

BACA:

(*)

Recomendation
apply kartu kredit via pointsgeek