Virgin Australia Konfirmasi Bangkrut dan Tunjuk Administrator

0
82

Virgin Australia konfirmasi telah masuk ke administrasi sukarela, menyerahkan maskapai kepada ahli kepailitan di Deloitte untuk merestrukturisasi bisnis dan mencari pemilik baru agar bisa tetap terbang.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Selasa pagi, Virgin mengatakan telah menunjuk mitra Deloitte, Vaughan Strawbridge, John Greig, Sal Algeri, dan Richard Hughes sebagai administrator bersama.

Kebangkrutan maskapai ini membuat sekitar 16.000 pekerjaan diragukan statusnya dan menimbulkan pertanyaan tentang apakah Australia akan memiliki monopoli maskapai domestik yang dikendalikan oleh Qantas.

Virgin berjuang secara finansial bahkan sebelum krisis COVID-19 dan sarat dengan utang hampir US$ 5 miliar, sementara pembatasan perjalanan untuk menghentikan penyebaran pandemi adalah tantangan terakhir.

Pemerintah Morrison menolak permintaan Virgin untuk bantuan keuangan untuk menyelamatkannya dari kehancuran.

Virgin mengatakan akan terus mengoperasikan jaringan minimum penerbangan domestik dan internasional yang disubsidi pemerintah.

Maskapai itu mengatakan dalam posting Twitter bahwa kredit perjalanan dari penerbangan yang dibatalkan tetap valid.

CEO Virgin Paul Scurrah akan tetap berada di maskapai untuk “bekerja sama dengan anggota tim, pemasok, dan mitra selama proses berlangsung”.

Strawbridge dari Deloitte mengatakan perusahaan itu bermaksud merestrukturisasi dan membiayai kembali Virgin dan membawanya keluar dari permasalahan administrasi “sesegera mungkin”.

“Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan Paul dan tim Virgin Australia dan mengalami kemajuan dengan baik untuk beberapa langkah,” katanya.

“Kami telah memulai proses pencarian minat dari para pihak untuk berpartisipasi dalam rekapitalisasi bisnis dan masa depannya, dan sejauh ini ada beberapa yang berminat.”

Mr Scurrah mengatakan keputusan untuk melakukan pemulihan administrasi adalah untuk mengamankan masa depan maskapai.

“Australia membutuhkan maskapai penerbangan kedua dan kami bertekad untuk terus terbang,” katanya dalam sebuah pernyataan.

“Virgin Australia akan memainkan peran penting dalam mengembalikan perekonomian Australia setelah pandemi COVID-19 dengan memastikan negara tersebut memiliki akses ke perjalanan udara yang kompetitif dan berkualitas tinggi.”

Virgin’s mengatakan bisnis frequent flyer-nya Velocity adalah perusahaan terpisah yang tidak berada dalam administrasi. Namun itu tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana poin loyalitas akan dinilai.

Salah satu pendiri Virgin Australia, Richard Branson, yang masih memiliki 10 persen perusahaan melalui Virgin Group-nya, mengisyaratkan keterlibatannya dalam perusahaan dapat berlanjut melewati masalah administrasi.

“Kami bertekad untuk menemukan jalan melalui situasi ini untuk menjaga agar maskapai tetap beroperasi,” kata CEO Virgin Group Josh Bayliss dalam sebuah pernyataan.

“Niat kami adalah bekerja dengan administrator dan tim manajemen, bersama dengan investor dan pemerintah, untuk memastikan bahwa Australia memiliki dua maskapai penerbangan.”

Dilansir lama The Age, Baylis mengatakan monopoli maskapai domestik Qantas akan memiliki “konsekuensi buruk yang serius bagi pelanggan dan pemangku kepentingan industri lainnya”.

Pemegang saham utama Virgin lainnya adalah Singapore Airline, Etihad Airways, dan grup China HNA dan Nanshan, yang masing-masing memiliki 20 persen dan kemungkinan akan dihilangkan melalui proses administrasi.

Dewan Virgin mengatakan mereka menyesalkan masalah administrasi ini dan mengakui karyawan Virgin atas “kerja keras dan kontribusi” mereka.

Para direktur mengatakan pandemi tersebut melanda ketika maskapai itu sedang mengerjakan program transformasi yang signifikan untuk mengatur ulang basis biaya dan meningkatkan kinerja keuangannya, termasuk pemutusan hubungan kerja, penyederhanaan armada, dan menjatuhkan rute yang tidak menguntungkan.

BACA:

(*)

Recomendation
apply kartu kredit via pointsgeek